Juli 23, 2010

Masyarakat Madani

A. Pendahuluan

Masyarakat madani sebagai terjemahan dari civil society diperkenalkan pertama kali oleh Anwar Ibrahim (ketika itu Menteri Keuangan dan Wakil Perdana Menteri Malaysia) dalam ceramah Simposium Nasional dalam rangka Forum Ilmiah pada Festival Istiqlal, 26 September 1995. Istilah itu diterjemahkan dari bahasa Arab mujtama’ madani, yang diperkenalkan oleh Prof. Naquib Attas, seorang ahli sejarah dan peradaban Islam dari Malaysia, pendiri ISTAC. Kata “madani” berarti civil atau civilized (beradab). Madani berarti juga peradaban, sebagaimana kata Arab lainnya seperti hadlari, tsaqafi atau tamaddun. Konsep madani bagi orang Arab memang mengacu pada hal-hal yang ideal dalam kehidupan.
Munculnya konsep masyarakat madani menunjukkan intelektual muslim mampu menginterpretasikan ajaran Islam dalam kehidupan modern, persisnya mengawinkan ajaran Islam dengan konsep civil society yang lahir di Barat pada abad ke-18. Konsep masyarakat madani digunakan sebagai alternatif untuk mewujudkan good government, menggantikan bangunan Orde Baru yang menyebabkan bangsa Indonesia terpuruk dalam krisis multidimensional yang tak berkesudahan.
Perumusan konsep masyarakat madani menggunakan projecting back theory, yang berangkat dari sebuah hadits yang mengatakan “Khayr al-Qurun qarni thumma al-ladhi yalunahu thumma al-ladhi yalunahu”, yaitu dalam menetapkan ukuran baik atau buruknya perilaku harus dengan merujuk pada kejadian yang terdapat dalam khazanah sejarah masa awal Islam dan bila tidak ditemukan maka dicari pada sumber normatif al-Qur’an dan Hadits. Civil society yang lahir di Barat diislamkan menjadi masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat kota Madinah bentukan Nabi Muhammad SAW. Mereka mengambil contoh dari data historis Islam yang secara kualitatif dapat dibandingkan dengan masyarakat ideal dalam konsep civil society.
Mereka melakukan penyetaraan itu untuk menunjukkan bahwa di satu sisi, Islam mempunyai kemampuan untuk diinterpretasi ulang sesuai dengan perkembangan zaman, dan di sisi lain, masyarakat kota Madinah merupakan proto-type masyarakat ideal produk Islam yang bisa dipersandingkan dengan konsep civil society. Rasanya tidaklah berlebihan kalau kita menerjemahkan civil society dengan masyarakat madani, karena kehidupan masyarakat Madinah di bawah Nabi Muhammad SAW dan Khulafaur Rasyidin sangat menjunjung tinggi prinsip-prinsip dalam civil society yang lahir di Barat. Dengan demikian, konsep masyarakat madani merupakan bentuk dialog Islam dengan modernitas (Barat). Reinterpretasi Islam terhadap perkembangan zaman bukan sesuatu yang tabu melainkan suatu keharusan dari hukum dialektika thesis-antithesis-synthesis dalam rangka menuju ke arah yang lebih baik.

B. Pembahasan

1. Pengertian
Wacana masyarakat madani di Indonesi memiliki banyak kesamaan istilah dan penyebutan, namun memiliki karakter dan peran yang berbeda satu dari yang lainnya.
Untuk pertama kalinya istilah masyarakat madani dimunculkan oleh Anwar Ibrahim, mantan wakil perdana menteri Malaysia. Menurut Ibrahim, masyarakat madani merupakan sistem sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Masyarakat madani mempunyai ciri–ciri yang khas : kemajemukan budaya (multicultural), hubungan timbal balik (reprocity), dan sikap saling memahami dan menghargai. Lebih lanjut Ibrahim menegaskan bahwa karakter masyarakat madani ini merupakan “guiding ideas”, meminjam istilah Malik Bennabi, dalam melaksanakan ide – ide yang mendasari masyarakat madani, yaitu prinsip moral keadilan, kesamaan, musyawarah, dan domokrasi.
Sejalan dengan gagasan di atas, Dawam Rahardjo mendifinisikan masyarakat madani sebagai proses penciptaan peradaban yang mengacu kepada nilai–nilai kebijakan bersama. Menurutnya, dalam masyarakat madani, warga Negara bekerjasama membangun ikatan social, jaringan produktif, dan solidaritas kemanusiaan yang bersifat nonnegara. Sejalan dengan ide – ide di atas menurut Azyumardi Azra, masyarakat madani lebih dari sekedar gerakan pro-demokrasi, karena ia juga mengacu pada pembentukan masyarakat berkualitas dan ber-tamadun(civility). Menurut cendikiawan muslim Nurcholish Majid, makna masyarakat madani berasal dari kata civility yang mengandung makna toleransi kesediaan pribadi – pribadi untuk menerima pelbagai macam pandangan politik dan tingkah laku social.

2. Sejarah Pemikiran Masyarakat Madani (Civil Society)
Konsep pemikiran masyarakat madani memiliki sejarah yang panjang dalam pembentukannya. Dalam hal ini terdapat 5 (lima) fase sejarah pemikiran Masyarakat madani.

Fase Pertama adalah filsuf yunani Aristoteles ( 384 – 322 SM ) yang memandang civil society (masyarakat sipil) sebagai sistem kenegaraan atau identik dengan Negara itu sendiri. Pandangan Aristoteles ini selanjutnya dikembangkan oleh Marcus Tullius Cicero (106 – 43 SM), Thomas Hobbes (1588 – 1679 M), John Locke (1632 – 1704 M), dan tokoh - tokoh pemikir masyarakat sipil lainnya.
Pada masa aristoteles, civil society dipahami sebagai sistem kenegaraan dengan menggunakan istilah koinonia politike , yakni sebuah komunitas politik tempat warga dapat terlibat langsung dalam berbagai pencaturan ekonomi - politik dan pengambilan keputusan.
Berbeda dengan arisoteles, Marcus Tullius Cicero (106-43 SM), mengistilahkan masyarakat sipil dengan societies civilies, yaitu sebuah komunitas yang mendominasi komunitas lain. Konsep ini lebih menekankan kepada konsep Negara kota (city-state), yakni untuk menggambarkan kerajaan, kota, dan bentuk korporasi lainnya, sebagai satu kesatuan yang terorganisasi.
Rumusan civil society selanjutnya dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679 M) dan John Locke (1632-1704 M), yang memandangnya sebagai kelanjutan dari evolusi masyarakat yang alamiah (natural society ) . Menurut Hobbes sebagai entitas Negara civil society mempunyai peran untuk meredam konflik dalam masyarakat sehingga ia harus memiliki kekuasaan mutlak, sehingga ia mampu mengontrol dan mengawasi secara ketat pola-pola interaksi ( perilaku politik ) setiap warga negara.
Berbeda dengan Hobbes, menurut John Locke, kehadiran civil society adalah untuk melindungi kebebasan dan hak milik setiap warga negara. Mengingat sifat yang demikian itu, civil society tidaklah absolut dan harus membatasi perannya.
Fase Kedua pada tahun 1767 adam ferguson mengembangkan wacana civil society dengan konteks social politik di skotlandia. Berbeda dengan pendahulunya, ferguson lebih menekakan visi etis pada civil society dalam kehidupan sosial. Pemahaman ini lahir tidak lepas dari pengaruh revolusi industry dan kapitalisme yang melahirkan ketimpangan sosial yang mencolok.
Menurutnya, ketimpangan social akibat kapitalisme harus dihilangkan. Ia yakin bahwa publik secara alamiah memiliki spirit solidaritas sosial dan sentimen moral yang dapat menghalangi munculnya kembali despotisme.
Fase Ketiga berbeda dengan pemdahulunya, pada tahun 17912 Thomas Paine memaknai wacana civil society sebagai sesuatu yang berlawanan dengan lembaga negara, bahkan ia dianggap sebagai antitesis negara. Menurut pandangan ini, negara tidak lain hanyalh keniscayaan buruk belaka. Konsep negara yang absah, menurut pemikiran ini, adalah perwujudan dari delegasi kekuassan yang diberikan oleh masyarakat demi terciptanya kesejahteraan bersama. Semakin sempurna suatu masyarakat sipil, semakin besar pula peluangnya untuk mengatur kehidupan warganya sendiri.
Dengan demikian menurutnya, civil society adalah ruang dimana negara dapat mengembangkan kepribadian dan memberi peluang bagi pemusan kepentingan secara bebas tanpa paksaan. Ruangg gerak warga sipil, dalam pandangan Paine, adalah suatu ruang gerak masyarakat tanpa ada intervensi negara.
Fase Keempat wacana civil society selanjutnya dikembangkan oleh G. W. F. Hegel (1770-1831 M), Karl Marx (1818-1837 M) dan Antonio Gramsci (1873-1891 M). dalam pandangan ketiganya civil society merupakan elemen ideologis kelas dominan. Berbeda dengan pandangan Paine, Hegel memandang civil society merupakan kelompok subordinatif dalam negara. Pandangan ini menurut pakar politik Indonesia Ryaas Rasyid, erat kaitannya dengan perkembangan sosial masyarakat borjuasi Eropa yang pertumbuhannya ditandai dengan perjuangannya melepaskan diri dari cengkraman dominasi negara. Lebih lanjut Hegel menjelaskan bahwadalam struktur civil society terdapat 3 (tiga) entitas sosial: keluarga, masyarakat sipil, dan negara. Dan menurutnya, bahwa masyarakat sipil memiliki kelemahan yang identik. Pada kenyataannya ia tidak mampu mengatasi kelemahannya sendiri dan tidak mampu mempertahankan keberadaannya tanpa dukungan keteraturan politik dan tunduk pada institusi yang lebih tinggi yang bernama negara.
Berbeda dengan Hegel, Karl Marx memandang civil society sebagai masyarakat borjuis. Dalam konteks hubungan produksi kapitalis, keberadaan civil society merupakan kendala terbesar bagi bagi upaya pembebasan manusia dari penindasan kelas pemilik modal. Dan menurutnya, civil society harus dilenyapkan untuk mewujudkan tatanan masyarakat tanpa kelas.
Lain pendapat dengan Marx, Antonio Gramsci tidak memandang masyarakat sipil dalam konteks relasi produksi, tetapi lebih pada sisi ideologis. Bila marx menempatkan masyarakat madani pada basis material, Gramsci meletakannya pada superstruktur yang berdampingan dengan negara yang ia sebut political society.
Fase Kelima wacana civil society sebagai reaksi atas mazhab Hegelian yang dikembangkan oleh Alexis de Tocqueville (1805-1859). Bersumber dari pengalamannya mengamati budaya demokrasi Amerika, Tocqueville memandang civil society sebagai kelompok penyeimbang negara. Menurutnya, kekuatan politik dan masyarakat sipil merupakan kekuatan utama yang data menjadikan demokrasi Amerika mempunyai daya tahan yang kuat.
Berbeda dari pandangan Hegelian, Tucqueville lebih menempatkan masyarakat sipil sebagai sesuatu yang tidak apriori maupun tersubordinari dari lembaga negara. Sebaliknya, civil society adalah otonom dan memiliki kapasitas polik yang cukup tinggi. Sehingga dapat disimpulkan, pandangan civil society ala Tucqueville ini merupakan model masyarakat sipil yang tidak hanyaberorientasi pada kepentingan individual, tetapi juga mempunyai komitmen terhadap kepentingan publik.
Dari sejumlah model dan pandangan tentang civil society, mazhab Gramscian dan Tocquevillian telah menjadi inspirasi gerakan pro-demokrasi di Eropa Timur dan Eropa Tengah pada dasawaesa 80-an. Pengalaman kawasan ini hidup di bawah dominasi negara terbukti telah melumpuhkan kehidupan social masyarakat sipil. Gagasan tentang civil society kemudian mewabah menjadi sebuah landasan ideologis untuk perjuangan kelompok demokrasi di belahan dunia yang lain untuk membebaskan masyarakat dari cengkeraman negara yang secara sistematis melemahkan daya krearivitas dan kemandirian masyarakat.
Tidak hanya menginspirasikan gerakan demokrasi di Eropa Tengah dan Eropa Timur, mazhab pemikiran civil society Tocqueville juga dikembangkan oleh cendekiawan muslim Indonesia M. Dawam Rahardjo dengan konsep masyarakat madaninya. Mengelaborasikan bahwa peranan pasar (market) sangat menentukan unsur – unsur dalam masyarakat madani (negara dan hubungan social yang bersifat sukarela/voluntary) (model A). berbeda dengan pandangan ini, menurut Wuthnow, dalam hubungan antar-unsur pokok masyarakat madani, factor voluntary sangat menentukan pola interaksi antara negara dan pasar, sebagaimana yang diilustrasikan dua model di bawah ini :

A. Model Tiga Komponen








B. Hubungan antara Komponen

Voluntary


State Market

Note :
The Essence of State Coercion
Private Sector Market Mechanism for profit
Voluntary Sectors Voluntary, Non-profit, Non-coercive


Selain kedua model di atas, pola hubungan kerja antara negara (pemerintahan), masyarakat madani (civil society), dan swasta (pasar) berada dalam kerangka keseimbangan peran masing-masing. Dengan pola hubungan kerja tersebut, rakyat bisa mengatur ekonominya, institusi, dan sumber-sumber sosial dan politiknya tidak hanya digunakan untuk pembangunan, tetapi juga untuk menciptakan kohesi, integrasi, dan untuk kesejahteraan rakyat. Dengan demikian jelas sekali, bahwa kemampuan suatu negara mencapai tujuan-tujuan pembangunan itu sangat tergantung pada kualitas tahta kepemerintahannya dimana pemerintah melakukan interaksi dengan organisasi-organisasi komersial dan masyarakat madani.
Seperti dikatakan di muka bahwa tata kepemerintahan yang baik itu, merupakan suatu kondisi yang menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi, dan keseimbangan peran serta adanya saling mengontrol yang dilakukan oleh tiga komponen yang mempunyai tata hubungan yang sama dan sederajat yakni pemerintahan, rakyat, dan usahawan yang berada di sektor swasta.
Dalam tatanan kepemerintahan yang demokratis, komponen rakyat yang disebut masyarakat madani harus memperoleh peran yang utama. Hal ini sesuai dengan prinsip demokrasi sebagai pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Demikian juga peran pengusaha atau sector swasta sangat mendukung terciptanya proses keseimbangan kekuasaan dalam tata pemerintahan yang baik. Suatu ketika peran sector swasta bisa berada di atas apabila pembuat kebijakan berkolusi dan tergoda untuk memberikan akses yang longgar pada para usahawan swasta. Keadaan seperti ini memberikan warna yang jelas terhadap corak-corak dari system dan tata kepemerintahan yang kolusif dan nepotis. Kondisi sebaliknya juga bisa terjadi dimana negara berada di atas. Hal itu terjadi jika kekuasaan negara melebihi dari tataran keseimbangan antara tiga komponen tersebut. Maka yang terjadi adalah system sentralistis dan otokratis.
Agar suatu system dan tata cara dalam mekanisme kepemerintahan berada dalam posisi seimbang, selaras, kohesif, dan kongruen dimana peran rakyat sangat menentukan dapat terjadi, kedudukan komponen moral dalam konstelasi antara tiga komponen dalam kerangka masyarakat madani adalah berada di tengah-tengah yang dapat menghubungkan ketiga komponen tersebut. Seperti yang diperlihatkan pada gambar diatas ini.
Gambar di atas menunjukkan bahwa moral menghubungkan dan bertaut erat pada ketiga komponen yang saling berinteraksi menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Komponen moral menyinari ketiga komponen tersebut. Moral juga harus menjadi landasan bagi rakyat untuk berperan dalam menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Demikian pula pada sector lainnya. Peranan moral kepada tiga komponen dapat menciptakan tata kepemerintahan yang baik. Dalam kerangka masyarakat madani tata kepemerintahan yang baik dapat dilihat pada gambar di bawah ini


C. Penutup

Setelah memperhatikan pendapat dan pandangan beberapa tokoh mengenai masyarakat madani atau lebih dikenal dengan sebutan civil society dapat kita simpulkan bahwa masyarakat madani adalah suatu sistem kehidupan sosial yang subur berdasarkan prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara kebebasan individu dengan kestabilan masyarakat. Konsep ini telah dicontohkan Rasulullah SAW ketika beliau memimpin peradaban muslim di madinah. Tak hanya berkutat pada tataran konsep pemerintahan saja, tetapi juga sampai kepada konsep-konsep kehidupan bermasyarakat dengan menanamkan akhlaqul karimah sebagai fondasinya. Beliau juga telah mengajarkan untuk saling menghargai dan bertoleransi terhadap sesama makhluk Allah. Selanjutnya, beliau mencontohkan tentang hidup dalam sebuah payung keadilan. Sehingga, siapapun yang berada didalamnya akan merasa aman dan damai. Keseimbangan tatanan kehidupan masyarakat di sana (madinah) tercipta karena adanya kerjasama yang baik antara semua elemen masyarakat yang hidup di kota itu.
Itulah perwujudan masyarakat madani yang ditandai dengan karakteristik seperti, wilayah publik yang bebas (free public sphere), demokrasi, toleransi, kemajemukan, dan keadilan sosial. Keadaan seperti ini dapat menimbulkan inisiatif dari individu dan masyarakat berupa pemikiran, seni, pelaksanaan pemerintahan yang berdasarkan undang-undang dan bukan atas dasar nafsu atau keinginan individu.

Evolusi Teori Manajemen

EVOLUSI TEORI MANAJEMEN
BAB I
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN

Banyak kesulitan yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen. Namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya Piramida di Mesir. Piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100.000 orang selama 20 tahun.Pembangunan piramida ini tak mungkin terlaksana tanpa adanya seseorang yang merencanakan, mengorganisasikan dan menggerakan para pekerja, dan mengontrol pembangunannya.

Praktik-praktik manajemen lainnya dapat disaksikan selama tahun 1400-an di kota Venesia, Italia, yang ketika itu menjadi pusat perekonomian dan perdagangan di sana. Penduduk Venesia mengembangkan bentuk awal perusahaan bisnis dan melakukan banyak kegiatan yang lazim terjadi di organisasi modern saat ini. Sebagai contoh, di gudang senjata Venesia, kapal perang diluncurkan sepanjang kanal dan pada tiap-tiap perhentian, bahan baku dan tali layar ditambahkan ke kapal tersebut. Hal ini mirip dengan model lini perakitan (assembly line) yang dikembangkan oleh Hanry Ford untuk merakit mobil-mobilnya. Selain lini perakitan tersebut, orang Venesia memiliki sistem penyimpanan dan pergudangan untuk memantau isinya, manajemen sumber daya manusia untuk mengelola angkatan kerja, dan sistem akuntansi untuk melacak pendapatan dan biaya.

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan industri pabrik peniti sebagai contoh, Smith mengatakan bahwa dengan sepuluh orang masing-masing melakukan pekerjaan khusus perusahaan peniti dapat menghasilkan kurang lebih 48.000 peniti dalam sehari. Akan tetapi, jika setiap orang bekerja sendiri menyelesaikan tiap-tiap bagian pekerjaan, sudah sangat hebat bila mereka mampu menghasilkan sepuluh peniti sehari. Smith menyimpulkan bahwa pembagian kerja dapat meningkatkan produktivitas dengan :
1. Meningkatnya keterampilan dan kecekatan tiap-tiap pekerja
2. Menghemat waktu yang terbuang dalam pergantian tugas
3. Menciptakan mesin dan penemuan lain yang dapat menghemat tenaga kerja.

Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik. Perpindahan ini mengakibatkan manajer-manajer ketika itu membutuhkan teori yang dapat membantu mereka meramalkan permintaan, memastikan cukupnya persediaan bahan baku, memberikan tugas kepada bawahan, mengarahkan kegiatan sehari-hari, dan lain-lain, sehingga ilmu manajamen mulai dikembangkan oleh para ahli.

Di awal abad ke-20, seorang industriawan Perancis bernama Henry Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950 dan terus berlangsung hingga sekarang.

Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi,bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural bagi banyak organisasi besar sekarang ini.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick Blackett melahirlkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "Sains Manajemen", mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker sering disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen menerbitkan salah satu buku paling awal tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation). Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.

***






























BAB II
EVOLUSI TEORI MANAJEMEN

1. Pendekatan Klasik (Teori Manajemen Klasik)

a. Manajemen Ilmiah

Tokoh-tokoh yang mengawali munculnya Teori Manajemen Ilmiah adalah :
1) Robert Owen (1771 1858)
Dimulai pada awal tahun 1800-an sebagai Mnajer Pabrik Pemintalan Kapas di New Lanark, Skotlandia. Robert Owen mencurahkan perhatiannya pada penggunaan faktor produksi mesin dan faktor produksi tenaga kerja. Dari hasil pengamatannya disimpulkan bahwa, bilamana terhadap mesin diadakan suatu perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada perusahaan, demikian pula halnya pada tenaga kerja, apabila tenaga kerja dipelihara dan dirawat (dalam arti adanya perhatian baik kompensasi, kesehatan, tunjangan dan lain sebagainya) oleh pimpinan perusahaan akan memberikan keuntungan kepada perusahaan. Selanjutnya dikatakan bahwa kuantitas dan kualitas hasil pekerjaan dipengaruhi oleh situasi ekstern dan intern dari pekerjaan. Atas hasil penelitiannya Robert Owen dikenal sebagai Bapak Manajemen Personali.

2) Charles Babbage (1792 1871)

Charles Babbage adalah seorang Profesor Matematika dari Inggris yang menaruh perhatian dan minat pada bidang manajemen. Dia dipercaya bahwa aplikasi prinsip-prinsip ilmiah pada proses kerja akan menaikkan produktivitas dari tenaga kerja menurunkan biaya, karena pekerjaan-pekerjaan dilakukan secara efektif dan efisien. Dia menganjurkan agar para manajer bertukar pengalaman dan dalam penerapan prinsip-prinsip manajemen. Pembagian kerja (devision of labour), mempunyai beberapa keunggulan, yaitu
1. Waktu yang diperlukan untuk belajar dari pengalaman-pengalaman yang baru.
2. Banyaknya waktu yang terbuang bila seseorang berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain akan menghambat kemajuan dan ketrampilan pekerja, untuk itu diperlukan spesialisasi dalam pekerjaannya
3. Kecakapan dan keahlian seseorang bertambah karena seorang pekerja bekerja terus menerus dalam tugasnya
4. Adanya perhatian pada pekerjaannya sehingga dapat meresapi alat-alatnya karena perhatiannya pada itu-itu saja

Kontribusi lain dari Charles Babbage yaitu mengembangkan kerja sama yang saling menguntungkan antara para pekerja dengan pemilik perusahaan, juga membuat skema perencanaan pembagian keuntungan.

3) Frederick Winslow Taylor

Pertama kali manajemen ilmiah atau manajemen yang menggunakan ilmu pengetahuan dibahas, pada sekitar tahun 1900an. Taylor adalah manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah seorang tokoh terbesar manajemen. Taylor dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah (scientificmanagement). Hasil penelitian dan analisanya ditetapkan beberapa prinsip yang menggantikan prinsip lama yaitu sistem coba-coba atau yang lebih dikenal dengan sebutan trial and error. Hakekat pertama daripada manajemen ilmiah yaitu A great mental revolution, karena hal ini menyangkut manajer dan karyawan. Hakekat yang ke dua yaitu penerapan ilmu pengetahuan untuk menghilangkan sistem coba-coba dalam setiap unsur pekerjaan. Taylor mengemukakan empat prinsip Scientific Management, yaitu :
1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menerapkan metode-metode ilmu pengetahuan disetiap unsur- unsur kegiatan.
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu, selanjutnya memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja.
3. Setiap petugas harus menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan di dalam menjalankan tugasnya.
4. Harus dijalin kerja sama yang baik antara pimpinan dengan pekerja.

Hal yang menarik dari pendapat Taylor salah satunya adalah mengenai posisi manajer. Dimana manajer adalah pelayan bagi bahwahannya yang bertentangan dengan pendapat sebelumnya yang mengatakan bahwa bawahan adalah pelayan manajer. Oleh Taylor ini dinamakan studi gerak dan waktu (Time and a motion study).

4) Henry Laurance Gantt (1861 1919)

Henry merupakan asisten dari Taylor, dia berdiri sendiri sebagai seorang konsultan, dimana titik perhatiannya pada unsur manusia dalam menaikkan produktivitas kerjanya. Adapun gagasan yang dicetuskannya yaitu :
1. Kerja sama yang saling menguntungkan antara manajer dan tenaga kerja untuk mencapai tujuan bersama.
2. Mengadakan seleksi ilmiah terhadap tenaga kerja.
3. pembayar upah pegawai dengan menggunakan sistem bonus.
4. Penggunaan instruksi kerja yang terperinci
Variabel yang diperhatikan dalam manajemen ilmiah :
1. Pentingnya peran manajer
2. Pemanfaatan dan pengangkatan tenaga kerja
3. Tanggung jawab kesejahteraan karyawan
4. Iklim kondusif

b. Prinsip-Prinsip Administrasi
1) Henry Fayol (1841 - 1925) :
Fayol adalah seorang industrialis Perancis. Fayol mengatakan bahwa teori dan teknik administrasi merupakan dasar pengelolaan organisasi yang kompleks,ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administrastion Industrielle et General atau General and Industrial Management yang ditulis pada tahun 1908 oleh Constance Storr. Fayol membagi manajemen menjadi lima fungsi, yaitu :
1.Perencanaan
2.pengorganisasian
3.Pemberian perintah
4.Pengkoordinasian
5.Pengawasan

Teori organisasi klasik mengklasifikasikan enam kegiatan manajemen terdiri dari :
1. Technical (Teknik) ; kegiatan memproduksi produk dan mengoranisirnya.
2. Commercial (Komersial) ; kegiatan membeli bahan dan menjual produk.
3. Financial (Keuangan) ; kegiatan pembelanjaan.
4. Security (Keamanan) ; kegiatan menjaga keamanan.
5. Accountancy (Akuntansi) ; kegiatan pencatatan dan pelaporan keuangan
6. Managerial ; melaksanakan fungsi manajemen yang terdiri atas :
- Planning ; kegiatan perencanaan<>
- Organizing ; kegiatan mengorganiisasikaan
- Coordinating ; kegiatan pengkoorrdinasiian
- Commanding ; kegiatan pengarahann
- Controlling ; kegiatan penngawasaan

Prinsip-prinsip Manajemen yang dikemukakan Fayol :

1. Devision of Work (Pembagian kerja)
Spesialisasi meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2. Uathority and Responsibility (Wewenang)
Hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk dipatuhi.
3. Dicipline (Disiplin)
Ketaatan pada peranan dan tujuan organisasi yang sudah menjadi peretujuan bersama
4. Unity of Command (Kesatuan Perintah)
Kesatuan perintah,Setiap karyawan hanya menerima untruksi tentang kegiatan tertentu dari seorang atasan .
5. Unity of direction (Kesatuan pengarahan)
Seluruh kegitan dalam organisasi yang mempunyai tujun sama harus diarahkan oleh seorang manajer.
6. Subordination of Individual Interest to Generali Interest
Kepentingan seseorang tidak boleh diatas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration (Balas Jasa)
Gaji bagi pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan.
8. Centralization (Sentralisasi)
Ada keseimbangan yang tepat antara pengambilan keputuan dan memberikan peranan
dalam pembuatan keputusan kepada karyawan.
9. Scalar Chain (Garis wewenang)
Garis perintah dan wewenang yang jelas.
10. Order
Kebutuhan sumber daya harus ada pada waktu dan tempat yang tepat.
11. Equity (Keadilan)
Persamaan perlakuan dalan organisasi.
12. Stability Of Tonure of PersonelInisiatif (Kestabilan Staf)
Seorang pegawai memerlukan penyesuaian untuk mengerjakan pekerjaan barunya agar dapat berhasil dengan baik.
13. Initiative (Inisiatif)
Kebebasan karyawan menjalankan pekerjaan sesuai rencana
14. Esprit The Corp (Semangat Korp)
Persatuan adalah kekuatan,pelaksanaan operasi organisasi perlu memiliki kebanggaan,keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang tercermin dalam semangat korp.

2) Mary Parker Follet (1868-1933):

Marry Parker Follet memberikan pandangan terhadap prinsip-prinsip administratif dalam bukunya “Dynamic Administration : The Collected Papers of Mary Parker Follet” sebagai berikut :
a. Tugas manajer adalah membantu karyawan untuk saling bekerja sama mencapai kepentingan-kepentingan yang terintegrasi.
b. Rasa memiliki terhadap perusahaan menciptakan rasa tanggung jawab kolektif.
c. Permasalahan dalam bisnis melibatkan banyak factor yang harus dipertimbangkan berkaitan dengan hubungan antar factor.
d. Pemberian pelayanan dan keuntungan perusahaan harus dikaitkan dengan kesejahteraan masyarakat.

c. Teori Organisasi Birokratis
Teori Organisasi Birokratis, yang dikemukakan Max Waber menyatakan tentang konsep birokrasi yaitu : sebuah bentuk organisasi yang ideal dengan tujuan yang rasional serta sangat efisien yang didasarkan atas prinsip-prinsip yang masuk akal, teratur serta wewenang formal.

Beberapa karakteristik konsep birokrasi Weber, yaitu
a. Pembagian tugas yang jelas,, pekerjaan ditentukan secara jelas menjadikan karyawan lebih terampil terhadap pekerjaan itu
b. Hierarki wewenang yang jelas, posisi wewenang dan tanggung jawab ditentukan dengan jelas, setiap posisi melaporkan pada posisi lain yang lebih tinggi.
c. Aturan dan prosedur formal, petunjuk tertulis yang mengatur setiap perilaku dan keputusan dibuat secara formal.
d. Impersonal, aturan dan prosedur diterapkan secara menyeluruh, tidak ada yang mendapat perlakuan khusus.
e. Jenjang karier didasarkan atas kualitas, karyawan dipilih dan dipromosikan berdasarkan kemampuan dan kinerja, manajer harus karyawan yang professional.

***

2. Teori Pendekatan SDM

Pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan psikologis terhadap bawahan, yaitu dengan mengetahui perilaku individu bawahan sebagai suatu kelompok hubungan manusiawi untuk menunjang tingkat produktifitas kerja.Sehingga ada suatu rekomendasi bagi para manajer bahwa organisasi itu adalah suatu system sosial dan harus memperhatikan kebutuhan sosial dan psikologis karyawan agar produktifitasnya bisa lebih tinggi.

Tokoh-tokoh aliran hubungan manusia antara lain :

1). Hugo Munsterberg (1863 -1916)
Hugo merupakan pencetus psikologi industry sehingga dikenal sebagai bapak psikologi industry. Bukunya yaitu “Psychology and Industrial Efficiency” menguraikan bahwa untuk mencapai tujuan produktifitas harus melakukan 3 (Tiga) cara:
a. Best Possible Person :
Menenpatkan eorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaannya.
b. Best Possible Work :
MmmMenciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk memaksimalkan produktivitas.
c. Best Possible Effect :
Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam mendorong karyawan.
2). Elton Mayo (1880 – 1949)
Gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal balik manajer dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan.
Satu hal yang menarik dari hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawannya adalah :
melalui percobaan yang dilakukan di pabrik Hawthorne terhadap kondisi kerja sekelompok karyawan, Mayo menemukan bahwa hubungan manusiawi diantara anggota terpilih maupun dengan peneliti (pengawas) lebih penting dalam menentukan produktivitas, perhatian khusus dari manajemen puncak mendorong peningkatan motivasi mereka, daripada perubahan variabel seperti upah, jam kerja atau periode istirahat. Fenomena ini dikenal sebagai Teori Maslow (Hawthorne effect).
3). Douglas Mc Gregor.
Dikenal dengan teori X dan teori Y tentang sifat manusia di tempat kerja :
Teori X berasumsi bahwa karyawan :
• Tidak suka bekerja
• Tidak mempunyai ambisi
• Tidak bertanggung jawab
• Enggan untuk berubah
• Lebih suka dipimpin daripada memimpin
Teori Y berasumsi bahwa karyawan :
• Suka bekerja
• Mampu mengendalikan diri
• Menyukai tanggung jawab
• Penuh imajinasi dan kreasi
• Mampu mengarahkan diri sendiri
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat X akan bersikap sangat mengatur dan berorientasi pada pengendalian. Sikap ini mendorong karyawan bersikap pasif, tergantung dan mempunyai rasa enggan.
Manajer yang berasumsi bahwa karyawan bersifat Y akan bersikap mendorong karyawan untuk berpartisipasi, bertanggung jawab dan merasa bebas dan kraetif dalam melakukan pekerjaan mereka.
***
3. Teori Pendekatan Kuantitatif

Aliran kuantitatif (management science) merupakan ilmu manajemen yang berdasarkan teknik-teknik matematis untuk pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, biasanya digunakan dalam kegiatan seperti penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi produk, perencanaan program pengembangan sumber daya manusia dan sebagainya.

Langkah-langkah management science yaitu :
1. Perumusan Masalah
2. Penyusunan Suatu model matematis
3. Mendapatkan penyelesaian dari model
4. Pengujian model dan hasil yang didapat dari model.
5. Penetapan pengawasan hasil-hasil
6. Pelaksanaan.

Pendekatan manajemen kuantitatif mencakup karakteristik sebagai berikut :
• Konsentrasi pada pengambilan keputusan dan dampak akhir bagi tindakan manajemen.
• Penggunaan criteria ekonomi dalam keputusan (biaya, pendapatan)
• Penggunaan model matematis dengan hukum dan rumus canggih
• Penggunaan komputer untuk mempercepat proses.

***

4. Teori Manajemen Modern
Berkembangnya pendekatan dalam ilmu manajemen menunjukkan bahwa tidak ada satu teori yang dapat diterapkan secara universal dalam segala situasi. Perkembangan teori manajemen terus mengalami penyesuaian seiring tuntutan lingkungan organisasi yang berubah secara dinamis. Sehingga manajer dan organisasi harus menanggapi perbedaan-perbedaan tersebut melalui strategi manajerial ystem kesempatan terhadap perkembangan sejumlah bakat dan kemampuan anggota-anggota organisai. Landasan utama pendekatan ini adalah manajemen dengan pendekatan system dan manajemen dengan pendekatan kontingensi.
1. Pendekatan Sistem ( System Approaches)
Dalam pendekatan Sistem, organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Jadi dalam pendekatan ini manajer seharusnya memandang organisasi sebagai suatu kesatuan, yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang lebih luas. Dalam teori sistem dijelaskan bahwa kegiatan setiap bagian dalam organisasi akan mempengaruhi kegiatan bagian lain.
Istilah-istilah penting yang digunakan dalam pendekatan sistem :

a. Subsistem : Yaitu bagian-bagian yang membentuk keseluruhan sistem. Setiap sistem menjadi subsistem dari kesatuan yang lebih besar.

b. Sinergi: Sinergi berarti bagian-bagian terpisah dalam sebuah organisasi yang saling bekerja sama dan berhubungan, serta menghasilkan kerja yang lebih besar dibandingkan bila bagian-bagian tersebut bekerja sendiri.


c. Sistem terbuka dan tertutup : Suatu sistem dikatakan terbuka apabila mempertimbangkan pengaruh lingkungan, tetapi secara fungsional tidak menghubungkannya dengan konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen yang mengarahkan ke pencapaian tujuan. Suatu sistem dikatakan tertutup apabila tidak berhubungan dengan lingkungan luar organisasi tetapi memusatkan pada hubungan-hubungan dan konsistensi internal.


d. Umpan balik : Umpan balik merupakan kunci pengawasan terhadapsistem. Dengan adanya umpan balik terhadap sistem maka dapat dilakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan tersebut.

Pendekatan ini memandang organisasi sebagai satu kesatuan yang salingberinteraksi yang tak terpisahkan. Organisasi merupakan bagian dari lingkungan eksternal dalam pengertian luas. Sebagai suatu pendekatan system manajemen meliputi sistem umum dan sistem khusus.

Pendekatan sistem umum meliputi konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan sosiopsikologis. Analis system manajemen spesifik meliputi struktur organisasi, desain pekerjaan, akuntansi, sistem informasi dan mekanisme perencanaan serta pengawasan.

2. Pendekatan Kontingensi (Contingency Approaches)
Pendekatan ini memandang bahwa tugas manajer adalah mengidentifikasikan teknik mana pada situasi tertentu, di bawah keadaan tertentu dan pada waktu tertentu akan membantu pencapaian tujuan manajemen.Perbedaan kondisi dan situasi membutuhkan aplikasi dan teknik manajemen yang berbeda, karena tidak ada teknik, prinsip dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Pendekatan ini memasukkan variable-variabel lingkungan dalam analisanya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda pula.

Pendekatan kontingensi digunakan untuk menjembatani celah antara teori dan praktek senyatanya. Biasanya antara teori dengan praktek, maka harus memperhatikan lingkungan sekitarnya. Kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan teknik manajemen yang berbeda.

Pendekatan Kontingensi berusaha menyesuaikan antara tanggapan manajerial dengan peluang dan permasalahan yang ada dalam berbagai macam situasi. Menurut pendekatan ini, tugas seorang manajer adalah mengidentifikasi teknik mana yang akan digunakari dalam situasi, waktu mana yang akan digunakan daiam situasi dan waktu tertentu dalam membantu pencapaian tujuan. Dalam pendekatan kontingensi, satu jawaban yang dianggap paling tepat untuk mengatasi masalah manajemen adalah bergantung pada situasi yang dihadapi oleh manajemen.

***

















BAB III
KESIMPULAN DAN PENUTUP
Dari Perkembangan Teori Manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang terus berkembang. Pendekatan Klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari pendekatan lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut Pendekatan Sistem dan Pendekatan Kontingensi. Demikian pula Pendekatan Hubungan Manusiawi dan ilmu manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah manajemen.

Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka sulit untuk membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari lima sisi yaitu :

1. Dominan Yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.

2. Divergensi,Yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkembang sendiri tanpa memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

3. Konvergensi Yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sama sehingga batas antara aliran menjadi kabur.

4. Sintesis Berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.

5. Proliferasi Merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-teori manajemen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalaha manajemen tertentu.
Pembahasan dan pemahaman perkembangan teori-teori manajemen sangat diperlukan guna memberikan landasan dalam pemahaman perkembangan teori manajemen selanjutnya. Setiap pandangan dalam teori manajemen akan membantu manajer untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih efektif pada berbagai masalah yang berbeda dalam organisasi yang terus mengalami perubahan.
Tiga pandangan utama tentang Evolusi Teori Manajemen dapat dikelompokkan berdasarkan pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
1. Pendekatan klasik (the classical approaches), yang dikenal sebagai manajemen ilmiah (scientific management) dan prinsip-prinsip adminisi (administrative principles) serta organisasi birokrasi (bureaucratic organization)yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan prinsip-prinsip universal untuk berbagai situasi manajemen.
2. Pendekatan Hubungan Manusia (the human resources approaches), yang dikenal juga sebagai aliran perilaku, yaitu pendekatan pada studi manajemen tentang kebutuhan manusia, kerja kelompok serta peranan faktor-faktor social di tempat kerja.
3. Pendekatan Manajemen Modern (modern approaches), yaitu pendekatan pada studi manajemen dengan pandangan sistem dan pemikiran kontingensi berdasarkan komitmen terhadap mutu dan kinerja yang tinggi.
Inilah sedikit-banyak penjelasan tentang Evolusi Teori Manajemen yang bisa kami uraikan. Tentu dalam penulisannya terdapat banyak kekurangan, semoga menjadi motivasi kepada kita untuk senantiasa mencari dari sumber-sumber yang lain. Dan juga kami ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penyusunan, pemaparan ataupun dalam penulisannya. Semoga bermanfaat.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarokaatuh.
Daftar Pustaka

1. Pengantar Manajemen : Tafiprios, SE., MM. (Pusat Pemngembangan Bahan Ajar)
2. Situs-situs terkait materi di Internet.

The revenge of Indonesian virus!!!

Setelah brontox yang konon di klaim milik seorang mahasiswa ITB, sekarang dunia per-virusan Indonesia sepertinya sudah mulai menunjukkan taringnya kembali!!
Dulu, brontox adalah virus yang sangat ditakuti oleh para pemilik komputer!! Sampe-sampe, stiap ke rental computer, biasanya para pelanggan bertanya “ada anti brontoknya ga?” yah, brontok berhasil menjadi shocking therapy wat insan per-komputeran Indonesia. Tapi seiring dengan berjalannya waktu, sekarang brontok sedah mulai dilupakan.
Tapi setelah itu belum ada lagi virus yang membuat gempar seperti brontox. Paling yang ada hanya virus-virus kecil yang istilahnya mah Cuma wat ngerjain aja!! Tapi siapa sangka kalo virus-virus kecil itu kemampuannya juga kecil?
Ada yang tau virus hubbun? Yah ni salah satu virus buatan Indonesia! Dari segi nama, mungkin orang ga bakal terlalu marah!! Karena hubbun sendiri bisa berarti cinta! tapi kenyataannya, panas neh ubun-ubun gara-gara virus itu!! Gejalanya cukup terlihat, seperti drive C aklan berubah nama menjadi ‘hubbun’ dan yang paling mencolok, adalah ketika kita baru nyalain kompie, muncul text berjudul hubbun yang isinya beberapa ayat al-qur’an yang mungkin sengaja dibuat si pelaku untuk berdakwah sambil mengklarifikasi bahwa islam itu bukan teroris!! Saya secara pribadi menyambut baik niatnya itu!! tapi, perbuatan baik masa harus dilakukan dengan cara yang merugikan orang? Gimana coba kalau yang terinfeksi virus itu orang non-muslim? Bisa jadi mereka tambah geram terhadap islam!!
Ada juga virus YUYUN CANTIX!! Secantik apa seh si yuyun itu? ampe narsis banget nama dia dipake wat nama virus!! Tapi sodara-sodara, yuyun ini terkenal rajin lho!! Dia rajin ‘ngepel-in’ desktop hingga bersih dari shortcut-shortcut dan kadang dengan inisiatifnya dia juga suka nge-print sendiri. Sungguh rajin ya dia? Coba aja bisa sapu-sapu, nyuci baju n masak!

Yah itu Cuma sebagian virus local yang saya ketahui dan yang lumayan bikin ubun-ubun mendidih..
Mohon maaf atas segala kekurangan atau kelebihannya, saya menulis ini berdasarkan penelitian selama bertahun-tahun.. hhe…. Apabila ada kejadian atau nama yang sama, maaf… ini buakn kesengajaan!!
tapi kita juga boleh bangga koq!! Ini pertanda bahwa orang-orang Indonesia ga kalah hebat ma orang luar!!

(sebenernya ini tulisan dibuat udah lama.. cuma baru upload sekarang. isinya jelas sangat tidak penting! karena ini cuma buat ngebiasain diri nulis!)

Gatrix Online………..

Melihat fenomena dimana game online lebih mendapatkan tempat di banding dengan game tradisional, lantas kenapa kita ga mencoba untuk membuat game online dengan tema permainan tradisional!!

Okeh kita ambil contoh…
Gatrik… munkin untuk anak-anak (dulu) di tatar sunda telah mengenal permainan ini.. permainan sederhana, murah, merih dan menyehatkan.. dan tentu mengasah ketangkasan. Dengan hanya bermodalkan 2 buah potong bamboo, kita sudah bisa memulainya!!
1 bambu berukuran sekitar 12-20 cm untuk di pukul, dan 1 lagi sepanjang tongkat baseball yang di gunakan untuk memukul…
Cara bermainnya cukup mudah… ga jauh beda dengan baseball.. Cuma media yang di pukulnya bambu, dan juga setiap pemukul, harus melakukan serangkaian pukulan untuk baru bisa mendapatkan poin.
Sekarang kita kombinasikan dengan model game online…
Misalnya saja, nanti dalam game itu ada quest yang harus dilaksanakan. Terus, para pemain bisa meng-upgrade atau membeli pemukul baru dengan berbagai macam jurus memukul yang dahsyat atau item yang dapat meningkatkan kemampuan! Yah kaya game online lainnya aja gimana!! Ada avatar’n juga!!!
Saya fikir, ini game bisa lebih seru dapi pada game online yang Cuma mijit-mijit arah dan space bar, lalu melihat karakternya jumpalikan berjoged. Yah, cman mencet” arah duank yang kadang begitu-begitu mulu aja udah betah wat berjam-jam melototin computer, apalagi game online yang dibayangkan bakal banyak aksi!!

Kalau bener-bener ini bisa kesampaian… setidaknya anak-anak Indonesia ga lupa ama permainan tradisionalnya, dan merekapun bisa tetap online!!
Hha…..

Coming soon!! (semoga!! Hha…)

Koneksi Handphone dengan PC Windows XP melalui Kabel Data

Koneksi Handphone dengan PC Windows XP melalui Kabel Data



Langkah-langkahnya sebagai berikut :

1. Masuk ke menu Control Panel.

2. Pilih Phone and Modem Options

3. Pilih Modem

4. Tekan Add

5. Beri tanda (√) “Don’t detect my modem: I will select it from a list”

6. Tekan Next

7. Pilih Standard 33600 bps Modem

8. Tekan Next

9. Pilih port dari kabel data yang digunakan biasanya COM1 untuk kabel data namun jika tidak tersedia pilih COM lain

10. Tekan Next

11. Instalasi modem sudah selesai

12. Tekan Finish

13. Kembali ke tampilan Phone and Modem Options

14. Pilih Modem yang sudah terinstall tadi yaitu Standard 33600 bps Modem

15. Tekan Properties

16. Pilih Diagnostics

17. Tekan Query Modem (pastikan bahwa proses query telah sukses)

18. Setelah itu pilih Advanced

19. Masukan Extra Settings : AT+CGDCONT=1,"IP","indosatgprs"

20. Tekan OK

21. Kembali ke tampilan Phone and Modem Options

22. Tekan OK lalu keluar dari menu Control Panel

23. Langkah selanjutnya : Pilih Start à Programs à Accessories à Comunication à Network Connection

24. Pilih Creat a new connection

25. Akan muncul tampilan New Connection Wizard

26. Tekan Next

27. Pilih Connect to the Internet

28. Tekan Next

29. Pilih Set up my connection manually

30. Tekan Next

31. Pilih Connect using a dial-up modem

32. Isi ISP Name : isatgprs

33. Tekan Next

34. Isi Phone number : *99***1#

35. Tekan Next

36. Pilih Create this connection for : Anyone’s use

37. Tekan Next

38. Kosongkan user name dan password

39. Tekan Next

40. Beri tanda (√) pada Add a shortcut to this connection to my deskstop

41. Tekan Finish

dari : indosat

Connection Handphone was with Windows XP PC pass by Kabel Data

Connection Handphone was with Windows XP PC pass by Kabel Data



Its step as follows :

1. Step into menu Control Panel.

2. Select Phone and Modem Options

3. Select Modem

4. Depress Add

5. Say the word (v) “Don’t detect my modem: I will select it from a list”

6. Depress Next

7. Select Standard 33600 bps Modems

8. Depress Next

9. Select port from data cable that used [by] usually COM1 for data cable nevertheless otherwise available select other COM

10. Depress Next

11. Modem Installation has finished

12. Depress Finish

13. Return to display Phone and Modem Options

14. Selected Modem that has been installed mentioned that is Standard 33600 bps Modems

15. Depress Properties

16. Select Diagnostics

17. Depress Query Modem (ensure that process query already success)

18. Afterwards select Advanced

19. Input Extra Settings : AT+CGDCONT=1,"IP","indosatgprs"

20. Depress O.K.

21. Return to display Phone and Modem Options

22. Depressed O.K. last exit from menu Control Panel

23. Step hereinafter : Select Start à Programs à Accessories à Comunication à Network Connection

24. Select Creat a baru connection

25. Will emerge display New Connection Wizard

26. Depress Next

27. Select Connect to the Internet

28. Depress Next

29. Select Set up my connection manually

30. Depress Next

31. Select Connect using a dial-up modem

32. Content ISP Name : isatgprs

33. Depress Next

34. Content Phone number : *99***1#

35. Depress Next

36. Select Create this connection for : Anyone’s use

37. Depress Next

38. Empty user name and password

39. Depress Next

40. Say the word (v) at Add a shortcut to this connection to my deskstop

41. Depress Finish


dari : indosat.

ngacapruk soal pendidikan

Tahun 2010 ini makin banyak jenis-jenis sekolah yang muncul mewarnai dunia pendidikan di indonesia. Mulai dari SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), Sekolah Swasta, Sekolah Negeri (yang bangunannya hampir ambruk), Sekolah Alam dan sekolah ambruk tentunya. Amanat UUD 45 yang menyebutkan “mencerdaskan kehidupan bangsa” mungkin menjadi salah satu yang menginspirasi lahirnya sekolah-sekolah ini di Indonesia.

Sekolah sejatinya memiliki tujuan untuk menghasilkan anak bangsa yang tidak hanya terpelajar tetapi juga terdidik. Tapi seiring berjalannya waktu, saya kira tujuan itu pun sudah semakin hilang. Sekarang banyak sekolah yan hanya didirikan atas dasar profit oriented bukan atas keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses pendidikan pun sudah mulai berkurang dan hanya mengandalkan proses pengajaran saja. Contohnya, SBI mungkin dalam segi pengajaran memang diakui sangat bagus. Terbukti dengan lulusannya yang memiliki nilai akademis yang cenderung tinggi. Tapi, kebanyakan anak yang berasal dari sekolah bertaraf internasional memiliki sikap sombong dan cenderung “borjuis”. Mereka sombong karena merasa paling hebat (bisa bersekolah di sekolah bergengsi) dan punya sifat borjuis karena tentu gaya hidup di sana mendorong untuk seperti itu. Bayangkan saja, saya ngobrol dengan seorang ibu yang anaknya masuk di SMP yang (katanya) SBI. Belum genap 1 bulan anaknya sudah merengek minta di belikan Laptop yang memang disuruh oleh sekolah tersebut bahwa setiap anak harus membawa Laptop. Okeh, bisa di terima jika alasannya untuk mengenalkan anak pada teknologi. Tapi, apakah itu jalan yang benar? Menurut saya itu kurang tepat. Kalau memang hanya sekedar mengenalkan, cukuplah di lab komputer. Toh, anak SMP belum terlalu butuh akan fasilitas itu.

Bisa di bayangkan, kalau SMP aja dah minta Lepti, apa lagi nanti pas kuliah...

Itu baru satu dari banyak keadaan yang sebenarnya kurang baik ada dalam lingkungan sekolah.

Kemana nilai pendidikannya?

Sekolah-sekolah elit pun begitu.. kebanyakan bagus dalam segi pengajaran, tapi tidak untuk pendidikan. Banyak dari mereka yang hanya menciptakan manusia bergengsi tinggi, sombong dan tentunya jarang yang memiliki kepedulian sosial.

Okeh, dengan ini sepakat jika SBI kita artikan sebagai SEKOLAH BERTARIF INTERNASIONAL.


Sistem pendidikan diindonesia yang saya rasakan hanya membentuk pola fikir kita dalam pola pemikiran pembelajaran lama ( taat pada aturan dan panduan, lalu bertanya apakah yang saya lakukan sudah benar??).

salah satu contohnya...
saat TK kayanya hampir disetujui oleh semua pengajar TK dan sepertinya sudah dibakukan dalam buku pengantar anak-anak TK buah yang sudah matang itu warnanya Merah atau Kuning. Oleh karena itu kalo ada yang bilang warna selain itu akan disalahkan oleh gurunya! padahal, kalau saja tidak terpaku sama panduan, guru itu pasti akan membenarkan. karena buah yang matang tidak harus merah saja atau kuning saja!


dari segi isi materi, INDONESIA punya bobot yang paling BERAT di dunia ini
jam belajar Indonesia pun paling banyak. tapi koq Indonesia ga maju-maju?
yap.. karena Indonesia hanya membentuk manusia-manusia pintar, multitalenta. Bukan Manusia-manusia Cerdas dengan keahlian khusus yang profesional.

Pendidikan di indonesia juga tak lebih dari sebuah pengajaran dan saya rasa kata kata pendidikan belum bisa diterapkan sepenuhnya di indonesia.

sistem pengajaran di indonesia cenderung menghasilkan mental-mental karyawan. yang hanya mengajarkan, "kalau kamu nilainya jelek, mau kerja apa?" atau "kalau kamu kuliah di situ , mau jadi apa kamu?" atau juga "udah, belajar di sini aja.. cepet kerja lho!" atau "nanti, masuk jur ini aja, biar kalo kerja gajinya besar!".. dan akhirnya hanya membentuk paradigma lain dari tujuan siswa ataupun mahasiswa menuntut ilmu. yaitu "SAYA BELAJAR BIAR BISA KERJA!!" bukan "SAYA BELAJAR KARENA MENCINTAI ILMU!!"...

tapi itu mungkin hanya pendapat saya..
bagaimana menurut yang lain?

ngacapruk soal pendidikan

Tahun 2010 ini makin banyak jenis-jenis sekolah yang muncul mewarnai dunia pendidikan di indonesia. Mulai dari SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), Sekolah Swasta, Sekolah Negeri (yang bangunannya hampir ambruk), Sekolah Alam dan sekolah ambruk tentunya. Amanat UUD 45 yang menyebutkan “mencerdaskan kehidupan bangsa” mungkin menjadi salah satu yang menginspirasi lahirnya sekolah-sekolah ini di Indonesia.

Sekolah sejatinya memiliki tujuan untuk menghasilkan anak bangsa yang tidak hanya terpelajar tetapi juga terdidik. Tapi seiring berjalannya waktu, saya kira tujuan itu pun sudah semakin hilang. Sekarang banyak sekolah yan hanya didirikan atas dasar profit oriented bukan atas keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses pendidikan pun sudah mulai berkurang dan hanya mengandalkan proses pengajaran saja. Contohnya, SBI mungkin dalam segi pengajaran memang diakui sangat bagus. Terbukti dengan lulusannya yang memiliki nilai akademis yang cenderung tinggi. Tapi, kebanyakan anak yang berasal dari sekolah bertaraf internasional memiliki sikap sombong dan cenderung “borjuis”. Mereka sombong karena merasa paling hebat (bisa bersekolah di sekolah bergengsi) dan punya sifat borjuis karena tentu gaya hidup di sana mendorong untuk seperti itu. Bayangkan saja, saya ngobrol dengan seorang ibu yang anaknya masuk di SMP yang (katanya) SBI. Belum genap 1 bulan anaknya sudah merengek minta di belikan Laptop yang memang disuruh oleh sekolah tersebut bahwa setiap anak harus membawa Laptop. Okeh, bisa di terima jika alasannya untuk mengenalkan anak pada teknologi. Tapi, apakah itu jalan yang benar? Menurut saya itu kurang tepat. Kalau memang hanya sekedar mengenalkan, cukuplah di lab komputer. Toh, anak SMP belum terlalu butuh akan fasilitas itu.

Bisa di bayangkan, kalau SMP aja dah minta Lepti, apa lagi nanti pas kuliah...

Itu baru satu dari banyak keadaan yang sebenarnya kurang baik ada dalam lingkungan sekolah.

Kemana nilai pendidikannya?

Sekolah-sekolah elit pun begitu.. kebanyakan bagus dalam segi pengajaran, tapi tidak untuk pendidikan. Banyak dari mereka yang hanya menciptakan manusia bergengsi tinggi, sombong dan tentunya jarang yang memiliki kepedulian sosial.

Okeh, dengan ini sepakat jika SBI kita artikan sebagai SEKOLAH BERTARIF INTERNASIONAL.


Sistem pendidikan diindonesia yang saya rasakan hanya membentuk pola fikir kita dalam pola pemikiran pembelajaran lama ( taat pada aturan dan panduan, lalu bertanya apakah yang saya lakukan sudah benar??).

salah satu contohnya...
saat TK kayanya hampir disetujui oleh semua pengajar TK dan sepertinya sudah dibakukan dalam buku pengantar anak-anak TK buah yang sudah matang itu warnanya Merah atau Kuning. Oleh karena itu kalo ada yang bilang warna selain itu akan disalahkan oleh gurunya! padahal, kalau saja tidak terpaku sama panduan, guru itu pasti akan membenarkan. karena buah yang matang tidak harus merah saja atau kuning saja!


dari segi isi materi, INDONESIA punya bobot yang paling BERAT di dunia ini
jam belajar Indonesia pun paling banyak. tapi koq Indonesia ga maju-maju?
yap.. karena Indonesia hanya membentuk manusia-manusia pintar, multitalenta. Bukan Manusia-manusia Cerdas dengan keahlian khusus yang profesional.

Pendidikan di indonesia juga tak lebih dari sebuah pengajaran dan saya rasa kata kata pendidikan belum bisa diterapkan sepenuhnya di indonesia.

sistem pengajaran di indonesia cenderung menghasilkan mental-mental karyawan. yang hanya mengajarkan, "kalau kamu nilainya jelek, mau kerja apa?" atau "kalau kamu kuliah di situ , mau jadi apa kamu?" atau juga "udah, belajar di sini aja.. cepet kerja lho!" atau "nanti, masuk jur ini aja, biar kalo kerja gajinya besar!".. dan akhirnya hanya membentuk paradigma lain dari tujuan siswa ataupun mahasiswa menuntut ilmu. yaitu "SAYA BELAJAR BIAR BISA KERJA!!" bukan "SAYA BELAJAR KARENA MENCINTAI ILMU!!"...

tapi itu mungkin hanya pendapat saya..
bagaimana menurut yang lain?

Buya Syafi'I say....

“Dari pemahaman terhadap Alquran, tidak ada keraguan sedikit pun bahwa beriman lebih baik daripada kufur. Ujung kufur hanya satu: malapetaka di sini atau di alam nanti atau pada kedua alam itu. Tetapi, iman saja tidak cukup tanpa diikuti oleh amal saleh. Iman memberi dasar ontologis yang teramat kokoh bagi kehidupan manusia. Sedangkan, amal saleh adalah bukti dan buah nyata bahwa iman seseorang itu benar-benar autentik. Orang yang mengaku beriman, tetapi tuna-amal saleh adalah iman palsu, iman tanpa bukti empirik.”
(Ahmad Syafi’I Ma’arif, www.muhammadiyah.or.id)

Makalah PSI : Adab Makan

A. Pendahuluan

Makan adalah suatu hal yang sangat urgen dalam kehidupan di dunia. Sehingga ada pernyataan yang menyatakan bahwa “makan untuk hidup!”. Tidaklah salah pernyataan ini. Mengingat betapa pentingnya makan dimana itu adalah salah satu sumber dari kekuatan kita dalam menjalankan aktifitas sehari-hari termasuk ibadah.

Dapat disimpulkan bahwa makan juga bisa menjadi sebuah ibadah. Tapi tentu tidak sembarang makan. Banyak cara manusia dalam makan. Banyak tatacara yang tentu akan sangat berbeda sesuai dengan daerah ataupun kebiasaannya. Hali ini harus disikapi oleh kita selaku umat muslim. Dengan tidak bermaksud untuk tidak menghargai tradisi, tetapi universalitas hukum islam telah mengatur kegiatan umat muslim sampai ke ranah makan.

Bukan sebuah aturan tanpa maksud tentunya. Islam mengatur bab makan ini dari mulai input, progress sampai output-nya. Hal ini dimaksudkan agar dalam makan pun terkandung nilai-nilai ibadah dan tidak menjadikan kita kufur terhadap Allah. Selain itu pula, ketika kita makan dengan cara yang baik, tentu output-nya pun akan menjadi baik. Energy yang dihasilkan adalah energy positif sehingga apa yang dia lakukan dan fikirkan bisa menjadi ibadah.

Sayangnya, dewasa ini banyak umat muslim yang mungkin lupa atau bahkan tidak tahu tentang adab makan dalam Islam. Sehingga, banyak dari kita yang mengikuti daya kebarat-baratan yang notabene-nya adalah kaum nasrani. Entah salah siapa sehingga ini bisa terjadi. Tapi semoga dengan makalah yang mengulas tentang Adab Makan ini bisa menjadi suatu pelajaran bahwa ketika umat muslim makan, ia tidak hanya makan, tapi juga sedang beribadah. Semoga ini menjadi pelajaran untuk kita semua. Amiien.

Penyusun
B. Pembahasan.
ADAB MAKAN

1. Membaca Basmalah
“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022)

Di antara sunnah Nabi adalah mengucapkan bismillah sebelum makan dan minum dan mengakhirinya dengan memuji Allah. Imam Ahmad mengatakan, “Jika dalam satu makanan terkumpul 4 (empat) hal, maka makanan tersebut adalah makanan yang sempurna. Empat hal tersebut adalah menyebut nama Allah saat mulai makan, memuji Allah di akhir makan, banyaknya orang yang turut makan dan berasal dari sumber yang halal.

Menyebut nama Allah sebelum makan berfungsi mencegah setan dari ikut berpartisipasi menikmati makanan tersebut. Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu mengatakan, “Apabila kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka kami tidak memulainya sehingga Nabi memulai makan. Suatu hari kami makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong oleh sesuatu. Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya syaitan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati makanan yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang bersama anak Badui tersebut supaya bisa turut menikmati makanan. Oleh karena itu, ku pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya sesungguhnya tangan syaitan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis tersebut.” (HR Muslim no. 2017)

2. Makan dan Minum Menggunakan Tangan Kanan dan Tidak Menggunakan Tangan Kiri
Dari Jabir bin Aabdillah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga makan dengan tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019) dari Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan. Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020) Imam Ibnul Jauzi mengatakan, “karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan tangan kanan untuk makan maka tidak sepantasnya salah satu tangan tersebut digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal 2/594)

Meskipun hadits-hadits tentang hal ini sangatlah terkenal dan bisa kita katakan orang awam pun mengetahuinya, akan tetapi sangat disayangkan masih ada sebagian kaum muslimin yang bersih kukuh untuk tetap makan dan minum dengan menggunakan tangan kiri. Apabila ada yang mengingatkan, maka dengan ringannya menjawab karena sudah terlanjur jadi kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. Tidak disangsikan lagi bahwa prinsip seperti ini merupakan tipuan syaitan agar manusia jauh dari mengikuti aturan Allah yang Maha Penyayang. Lebih parah lagi jika makan dan minum dengan tangan kiri ini disebabkan faktor kesombongan.

Dari Salamah bin Akwa radhiyallahu ‘anhu beliau bercerita bahwa ada seorang yang makan dengan menggunakan tangan kiri di dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Melihat hal tersebut Nabi bersabda, “Makanlah dengan tangan kananmu.” “Aku tidak bisa makan dengan tangan kanan,” sahut orang tersebut. Nabi lantas bersabda, “Engkau memang tidak biasa menggunakan tangan kananmu.” Tidak ada yang menghalangi orang tersebut untuk menuruti perintah Nabi kecuali kesombongan. Oleh karena itu orang tersebut tidak bisa lagi mengangkat tangan kanannya ke mulutnya.” (HR Muslim no. 2021)

3. Memakan Makanan yang Berada di Dekat Kita
Umar bin Abi Salamah meriwayatkan, “Suatu hari aku makan bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan aku mengambil daging yang berada di pinggir nampan, lantas Nabi bersabda, “Makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR. Muslim, no. 2022)

Hikmah dari larangan mengambil makanan yang berada di hadapan orang lain, adalah perbuatan kurang sopan, bahkan boleh jadi orang lain merasa jijik dengan perbuatan itu.

Anas bin Malik meriwayatkan, “Ada seorang penjahit yang mengundang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menikmati makanan yang ia buat. Aku ikut pergi menemani Nabi. Orang tersebut menyuguhkan roti yang terbuat dari gandum kasar dan kuah yang mengandung labu dan dendeng. Aku melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mengambil labu yang berada di pinggir nampan.” (HR. Bukhari, no. 5436, dan Muslim no. 2041)

Kalau lihat hadits ini, Nabi pernah tidak hanya memakan makanan yang berada di dekat beliau, tetapi juga di depan orang lain. Sehingga untuk kompromi dua hadits tersebut, Ibnu Abdil Bar dalam at-Tamhiid Jilid I halaman 277, mengatakan, “Jika dalam satu jamuan ada dua jenis atau beberapa macam lauk, atau jenis makanan yang lain, maka diperbolehkan untuk mengambil makanan yang tidak berada di dekat kita. Apabila hal tersebut dimaksudkan untuk memilih makanan yang dikehendaki. Sedangkan maksud Nabi, “Makanlah makanan yang ada di dekatmu” adalah karena makanan pada saat itu hanya satu jenis saja. Demikian penjelasan para ulama”.

4. Anjuran Makan dari Pinggir Piring
Diriwayatkan dari Ibn Abbas radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi bersabda, “Jika kalian makan, maka janganlah makan dari bagian tengah piring, akan tetapi hendaknya makan dari pinggir piring. Karena keberkahan makanan itu turun dibagian tengah makanan.” (HR Abu Dawud no. 3772, Ahmad, 2435, Ibnu Majah, 3277 dan Tirmidzi, 1805. Imam Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini hasan shahih.”)

Hikmah larangan makan dari bagian tengah piring adalah, agar kita mendapatkan keberkahan yang berada di tengah-tengah makanan. Jika sedang makan bersama (baca: kembulan -Jawa, sepiring berdua atau lebih) terdapat hikmah yang lain, yaitu orang yang mengambil makanan berada di tengah, di nilai orang yang tidak sopan dan memilih yang enak-enak saja untuk dirinya sendiri.

5. Cuci Tangan Sebelum Makan dan Sesudah Makan
Dalam hal ini, tidak ditemukan satu pun hadits shahih yang membicarakan tentang cuci tangan sebelum makan, namun hanya berstatus hasan. Imam Baihaqi mengatakan, “Hadits tentang cuci tangan sesudah makan adalah hadits yang berstatus hasan, tidak terdapat hadits yang shahih tentang cuci tangan sebelum makan.” (Adabus Syar’iyyah, 3/212)

selengkapnya, download di sini : http://www.4shared.com/document/PbMBRd91/adab_makan.html

Blogger news