Juli 23, 2010

ngacapruk soal pendidikan

Tahun 2010 ini makin banyak jenis-jenis sekolah yang muncul mewarnai dunia pendidikan di indonesia. Mulai dari SBI (Sekolah Bertaraf Internasional), Sekolah Swasta, Sekolah Negeri (yang bangunannya hampir ambruk), Sekolah Alam dan sekolah ambruk tentunya. Amanat UUD 45 yang menyebutkan “mencerdaskan kehidupan bangsa” mungkin menjadi salah satu yang menginspirasi lahirnya sekolah-sekolah ini di Indonesia.

Sekolah sejatinya memiliki tujuan untuk menghasilkan anak bangsa yang tidak hanya terpelajar tetapi juga terdidik. Tapi seiring berjalannya waktu, saya kira tujuan itu pun sudah semakin hilang. Sekarang banyak sekolah yan hanya didirikan atas dasar profit oriented bukan atas keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.

Proses pendidikan pun sudah mulai berkurang dan hanya mengandalkan proses pengajaran saja. Contohnya, SBI mungkin dalam segi pengajaran memang diakui sangat bagus. Terbukti dengan lulusannya yang memiliki nilai akademis yang cenderung tinggi. Tapi, kebanyakan anak yang berasal dari sekolah bertaraf internasional memiliki sikap sombong dan cenderung “borjuis”. Mereka sombong karena merasa paling hebat (bisa bersekolah di sekolah bergengsi) dan punya sifat borjuis karena tentu gaya hidup di sana mendorong untuk seperti itu. Bayangkan saja, saya ngobrol dengan seorang ibu yang anaknya masuk di SMP yang (katanya) SBI. Belum genap 1 bulan anaknya sudah merengek minta di belikan Laptop yang memang disuruh oleh sekolah tersebut bahwa setiap anak harus membawa Laptop. Okeh, bisa di terima jika alasannya untuk mengenalkan anak pada teknologi. Tapi, apakah itu jalan yang benar? Menurut saya itu kurang tepat. Kalau memang hanya sekedar mengenalkan, cukuplah di lab komputer. Toh, anak SMP belum terlalu butuh akan fasilitas itu.

Bisa di bayangkan, kalau SMP aja dah minta Lepti, apa lagi nanti pas kuliah...

Itu baru satu dari banyak keadaan yang sebenarnya kurang baik ada dalam lingkungan sekolah.

Kemana nilai pendidikannya?

Sekolah-sekolah elit pun begitu.. kebanyakan bagus dalam segi pengajaran, tapi tidak untuk pendidikan. Banyak dari mereka yang hanya menciptakan manusia bergengsi tinggi, sombong dan tentunya jarang yang memiliki kepedulian sosial.

Okeh, dengan ini sepakat jika SBI kita artikan sebagai SEKOLAH BERTARIF INTERNASIONAL.


Sistem pendidikan diindonesia yang saya rasakan hanya membentuk pola fikir kita dalam pola pemikiran pembelajaran lama ( taat pada aturan dan panduan, lalu bertanya apakah yang saya lakukan sudah benar??).

salah satu contohnya...
saat TK kayanya hampir disetujui oleh semua pengajar TK dan sepertinya sudah dibakukan dalam buku pengantar anak-anak TK buah yang sudah matang itu warnanya Merah atau Kuning. Oleh karena itu kalo ada yang bilang warna selain itu akan disalahkan oleh gurunya! padahal, kalau saja tidak terpaku sama panduan, guru itu pasti akan membenarkan. karena buah yang matang tidak harus merah saja atau kuning saja!


dari segi isi materi, INDONESIA punya bobot yang paling BERAT di dunia ini
jam belajar Indonesia pun paling banyak. tapi koq Indonesia ga maju-maju?
yap.. karena Indonesia hanya membentuk manusia-manusia pintar, multitalenta. Bukan Manusia-manusia Cerdas dengan keahlian khusus yang profesional.

Pendidikan di indonesia juga tak lebih dari sebuah pengajaran dan saya rasa kata kata pendidikan belum bisa diterapkan sepenuhnya di indonesia.

sistem pengajaran di indonesia cenderung menghasilkan mental-mental karyawan. yang hanya mengajarkan, "kalau kamu nilainya jelek, mau kerja apa?" atau "kalau kamu kuliah di situ , mau jadi apa kamu?" atau juga "udah, belajar di sini aja.. cepet kerja lho!" atau "nanti, masuk jur ini aja, biar kalo kerja gajinya besar!".. dan akhirnya hanya membentuk paradigma lain dari tujuan siswa ataupun mahasiswa menuntut ilmu. yaitu "SAYA BELAJAR BIAR BISA KERJA!!" bukan "SAYA BELAJAR KARENA MENCINTAI ILMU!!"...

tapi itu mungkin hanya pendapat saya..
bagaimana menurut yang lain?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger news