Jika ada dua kelompok,
yang satu melakukan kegiatan, berkumpul, membaca doa doa terhadap
Tuhannya. Tidak menjadikan kegiatan itu sebagai bentuk ibadah langsung,
tetapi Dengan itu mereka bisa merasakan keberadaan Tuhan di hati mereka.
kelompok yang satu lagi, tidak melakukan. karena mereka berpendapat
yang berbeda mengenai kegiatan kelompok pertama, dan menganggap kelompok
pertama salah. Mereka sibuk meluruskan
gerakan dalam berdoa dan dalam memuji tuhannya, sehingga tak jarang
tidak bisa merasakan kehadiran Tuhan dihatinya, karena terlalu sibuk
merasakan "kemenangan"dirinya atas mereka yang kelompok ini sesatkan.
Atau sebaliknya
Jika kelompok pertama melakukan kegiatan itu bukan karena merasakan
adanya Tuhan, tapi sebatas karena merasa paling benar , hasil belajar
pada pemuka agama tertentu.
dan kelompok kedua, ketika tidak
melaksanakan itu, mereka tidak menyesatkan kelompok pertama. mereka bisa
bertoleransi untuk kelompok lainnya, dan karena itu dapat merasakan
adanya Tuhan.
Pertanyaanya, jika Beragama adalah merasakan
adanya Tuhan -tempat bernaung, tempat memohon segala sesuatu- pada hati
setiap pemeluknya, maka mana yang benar beragama? masalah ritual kah?
atau masalah hati?
Begitulah, ketika Benar, jangan merasa paling benar. karena kalau saya salah, tidak juga merasa paling salah.
Salam. Rahayu! _/\_
Juni 12, 2013
Takutmah Sama Allah...
ini tadi pagi. baru sajah...
ada 3 orang anak TK, berjalan di depan rumah saya.
seperti layaknya anak2, mereka berjalan penuh keriangan.
saya memiliki 10 ekor kucing tersisa di rumah, tidak saya tidak menyimpannya didalam rumah, siang hari saya keluarkan biar mereka bersosialisai dengan tetangga. dan malam harinya, hanya 6 yang berada di rumah. (4 masih usia 1 minggu, 1 induknya, dan 1 yang tidak pernah pup sembarangan).
Ketika mereka melewati kucing2 yang sedang bermain di depan rumah, salah satu dari mereka langsung menunjukkan ekspresi ketakutan. dengan polosnya dia berkata : "Urang mah sieun ku ucing.... (saya takut kucing).
ternyata ada yang lebih dahsyat lagi polosnya, temannya. dia bilang :
"Sieun mah ka Alloh, ulah ka ucing bisi dosa". (takut mah sama Allah, jangan sama kucing, nanti dosa).
ada 3 orang anak TK, berjalan di depan rumah saya.
seperti layaknya anak2, mereka berjalan penuh keriangan.
saya memiliki 10 ekor kucing tersisa di rumah, tidak saya tidak menyimpannya didalam rumah, siang hari saya keluarkan biar mereka bersosialisai dengan tetangga. dan malam harinya, hanya 6 yang berada di rumah. (4 masih usia 1 minggu, 1 induknya, dan 1 yang tidak pernah pup sembarangan).
Ketika mereka melewati kucing2 yang sedang bermain di depan rumah, salah satu dari mereka langsung menunjukkan ekspresi ketakutan. dengan polosnya dia berkata : "Urang mah sieun ku ucing.... (saya takut kucing).
ternyata ada yang lebih dahsyat lagi polosnya, temannya. dia bilang :
"Sieun mah ka Alloh, ulah ka ucing bisi dosa". (takut mah sama Allah, jangan sama kucing, nanti dosa).
Label:
uncategoriez
Januari 11, 2013
U.T.O.P.I.S
Kalau benar, jangan merasa paling benar.. saya juga kalo salah ga merasa paling salah ko. -pidibaiq-
yap, fenomena di negeri ku sekarang..
banyak pihak yang merasa paling benar dan memiliki solusi paling jitu buat membenahi negeri ini. mereka menawarkan sistem pemerintahan yang katanya menjamin kesejahteraan bangsa.
Saya meragukan?! jelas!!
karena yang berteori seperti tidak melihat kondisi sosial budaya yang bergerak dinamis.. dengan kata lain, sistem pun harusnya dinamis.. yang bisa dipertahankan adalah Value atau nilainya.
sadarkah, puncak dari sebuah peradaban adalah kehancuran dari perdaban itu sendiri? ya, mungkin banyak sostem yang telah berjaya lalu hancur. itulah siklusnya. lalu, munculah sistem baru. bisa hasil "modifikasi" sistem lama, bisa juga memang benar - benar baru.
jadi, kalau masih ada yang terbuai dengan sistem lama untuk merubah dunia yang udah sedemikian banyak berubah, maaf saya harus mengatakan dengan tegas, anda terlalu UTOPIS. dan mungkin anda yang tinggal didalam goa. yang tidak melihat manusia yang bergerak secara dinamis...
saya menginginkan kondisi yang lebih baik. sipapaun begitu,, tapi dengan cara yang jelas, cerdas, dan yang pasti, jangan PHP! haha
sekali lagi, kalau benar, jangan merasa paling benar.. karena kalaupun saya salah, saya tidak akan merasa paling salah. :)
Label:
social
Langganan:
Postingan (Atom)